BARRU — Aroma ketegangan antara media dan pemerintahan daerah Barru kian tercium tajam. Ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Barru, Andi Agus Gengkeng, mengungkapkan adanya tanda-tanda keretakan yang tak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Pernyataan itu ia sampaikan setelah menerima informasi dari sejumlah pihak yang dinilainya kredibel. Menurutnya, kabar tersebut menggambarkan situasi yang cukup mengkhawatirkan dan patut menjadi perhatian semua elemen.
“Kita harus hati-hati sekarang mengambil kebijakan, karena media sudah terpecah,” ujar Andi Agus dengan nada serius.
Menurutnya, situasi ini bukan sekadar perbedaan pandangan biasa. Ketika media dan pemerintah mulai berjalan di jalur yang berlawanan, risiko polarisasi di tengah masyarakat akan semakin besar. Ia menilai, retaknya hubungan kedua pihak berpotensi menghambat komunikasi publik, bahkan memicu ketidakpercayaan terhadap kebijakan pemerintah.
Andi Agus menekankan, media adalah mitra strategis pemerintah dalam menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat. Namun, ketika relasi ini terganggu, informasi yang sampai ke publik bisa bias, dan ujungnya justru menambah keruh suasana politik di daerah.
“Media dan pemerintah seharusnya saling menguatkan, bukan saling menjauh. Kalau ini dibiarkan, yang rugi adalah masyarakat,” tegasnya.
Pernyataan ini menambah daftar panjang dinamika hubungan antara insan pers, organisasi masyarakat, dan pemerintahan Barru yang dalam beberapa waktu terakhir kerap diwarnai gesekan. Publik kini menanti langkah konkret dari kedua belah pihak untuk meredam potensi konflik yang kian terasa di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar